KEPRIBADIAN IPM
Oleh: Tarqum Aziz, SHI*
Kepribadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa
yang menjadi dasar dan pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang
dimilikinya. Kepribadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi
gerak IPM menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang ilmu, berakhlak mulia, dan
terampil.
IPM adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar
yang ditujukan kepada dua bidang, pertama perorangan dan kedua masyarakat. Dakwah pada
bidang pertama terbagi kepada dua golongan:
a. Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada
nilai-nilai ajaran Islam.
b. Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti
nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun dakwah amar makruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat,
bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah
semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk pelajar muslim yang berilmu,
berkahlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
di kalangan pelajar
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya pelajar muslim
yang berilmu, berkahlak mulia, dan terampil sesuai dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah, maka IPM mendasarkan segala aspek dan amal perjuangannya atas
prinsip-prinsip berikut ini:
a. IPM adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar di
kalangan pelajar.
b. IPM berperan aktif sebagai kader persyarikatan, umat, dan bangsa
dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
c. IPM sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan
respon terhadap perkembangan zaman.
d. IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi
yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur
tangan dan intervensi.
e.IPM adalah organisasi independen yaitu organisasi mandiri yang berada
dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak
(hanya) kepada kebenaran.
1. IPM sebagai Gerakan Dakwah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah memandang bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Ajaran Islam bersifat universal dan jika dihayati, dan diaktualisasikan dengan tepat, ajaran itu membawa daya robah yang luar biasa dalam sejarah peradaban manusia. Akan tetapi untuk menuju ke arah itu banyak instrumentasi yang harus dipenuhi dan diadakan, diantaranya adalah media dakwah.
Dakwah Islam berfungsi sebagai mediator antara nilai-nilai ajaran Islam dengan realitas kehidupan umat Islam yang dalam banyak kesempatan terlalu jauh kesenjangannya, artinya umat Islam banyak yang belum tersentuh atau terpanggil oleh nilai luhur ajarannya. Pada konteks lain dakwah sangat penting dan menentukan dalam kehidupan beragama, dengan kata lain tanpa dakwah, Islam tidak akan berarti dan bermakna dalam realitas kehidupan.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai gerakan dakwah Islam untuk ambil bagian dalam proses reformasi atau perubahan umat. Dakwah Islam IPM dakwah amar ma`ruf nahi munkar yang dipahami sebagai proses; Pertama, pembebasan manusia (liberasi) dari perilaku negatif dan kebiasaan buruk. Kedua, pelibatan manusia (emansipasi dan transformasi) secara aktif dalam pembangunan kehidupan yang positif pada segala aspek.
Secara institusional, IPM adalah alat atau media para kadernya untuk berdakwah. Sehingga dakwah IRM adalah dakwah yang memiliki; Pertama, subyek yaitu kader-kader organisasi yang terdiri dari para pelajar dan remaja muslim yang concern dan memiliki komitmen perjuangan. Kedua, obyek yaitu sasaran dakwah IPM yang terdiri atas komunitas remaja dengan pribadi-pribadi remaja sebagai sasaran pokok.
Dalam dakwah Ikatan Pelajar Muhammadiyah, landasan utamanya adalah semangat tauhid dan semangat keilmuan. Semangat tauhid artinya bahwa misi perjuangan dakwah IPM adalah dien Islam seperti yang telah diserukan oleh Allah Subhanau Wata`ala. Dan semangat keilmuan artinya penagakan dien Islam tersebut memakai pertimbangan-pertimbangan rasional dan ilmu yang memadai untuk menjaga efektifitas dan kualitas dakwah itu sendiri.
2. IPM sebagai Gerakan Kader
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah lembaga kaderisasi yang salah satu fungsinya adalah melakukan proses penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam aktivitas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang lebih luas dari lingkup IPM. Dan satu pertimbangan yang tidak bisa dipungkiri bahwa IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah dan berfungsi menjaga proses kaderisasi di Muhammadiyah. Itu artinya IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah. Fungsi pertama dan fungsi kedua IPM sebagai gerakan kader yang tersebut tadi secara sistematik dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Fungsi Kader Persyariakatan
IPM merupakan organisasi kader bagi Muhammadiyah, maka IPM berfungsi sebagai lembaga kaderisasi yang out-putnya adalah kader-kader persyarikatan baik sebagai pimpinan maupun pemegang amal usaha di masa yang akan datang. Untuk itu, dalam melakukan fungsi tersebut yang perlu diperhatikan dalam proses kaderisasi adalah :
1) Corak pengaderan IPM adalah “Paradigma Kritis”, yaitu kaderisasi yang menekankan pada aspek pananaman ideology yang berbasi pada ilmu (Suatu kegiatan yang ditujukan pada usaha proses pembentukan kader (kaderisasi).
2) Pengembangan Paradigma Kritis tersebut bermuara pada lahirnya Trilogi Pembaharuan IPM (Jihad, Ijtihad, dan Mujahadah), yaitu etos kerja, etos intelektual dan etos spiritual.
b. Fungsi Kader Ummat dan Bangsa
Komitmen IPM terhadap proses transformas masyarakat, bangsa, dan negara terwujud dari sumbangan IPM berupa kader-kader yang siap melakukan artikulasi konstruktif dalam rangka pembaharuan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu maka:
1) Corak rektuitmen kader IPM harus terbuka (inklusif) terhadap berbagai latar belakang dan potensi pelajar/remaja.
2) Dikembangkan pengaderan-pengaderan alternatif untuk mengakomodir pluralitas kader dan mengalokasikan kader tersebut pada posisi-posisi yang meluas.
3) IPM sebagai Gerakan Keilmuan di kalangan Pelajar
Salah satu karakter pokok IPM untuk menegaskan eksistensinya adalah
karakter keilmuan. Corak keilmuan IPM tidak lepas dari kristalisasi prinsip
kritis transformative yang menjadi patron bagi pelajar muhammadiyah dalam
menaggapi realitas secara ilmiah. Karakter keilmuan tersebut memiliki ciri
pemikiran secara dialektis, yakni, ilmuiman- amal, iman-amal
ilmu, amal-ilmu-iman yang dipahami sebagai kesatuan integral yang tidak dapat dipisahkan dan
harus dimiliki oleh setiap kader. Sehingga, gerakan keilmuan IPM tidak terjebak
pada diskursus keilmuan yang dibangun atas dasar nalar instrumental,
serba-bebas, serba-boleh (anarkisme), maupun perspektif keilmuan yang terpisah
jauh dari nilai-nilai ilahiyah (ketuhanan).
Poinnya, karakter keilmuan IPM mengharuskan kadernya untuk memiliki
sifat-sifat ilmu, yaitu: kritis (Q.S. Al Isra:36), terbuka menerima kebenaran
dari manapun datangnya (Q.S. Az-Zumar:18), serta senantiasa menggunakan daya
nalar ((Q.S. Yunus:10). Pokok pikiran tersebut sekaligus sebagai dasar keilmuan
IPM yang mencakup rumusan berikut:
a. Pandangan keilmuan IPM memandang pengetahuan sebagai kesatuan
hidup yang hanya dapat tercapai dengan sikap kritis dan terbuka dengan
menggunakan akal sehat.
b. Pandangan keilmuan IPM mendasarkan akal sebagai kebutuhan dasar
hidup manusia.
Pandangan keilmuan IPM memandang logika sebagai pendidikan tertinggi
bagi akal manusia yang hanya akan dicapai jika manusia menyerah kepada petunjuk
Allah.
3. IPM sebagai Gerakan Otonom Muhammadiyah
Eksistensi Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan kader adalah untuk mendukung dan mensupport gerakan dakwah Muhammadiyah. Dengan kata lain, IPM menjadi bagian dalam dakwah Muhammadiyah dengan ruang lingkup yang lebih terbatas, dalam hal ini IRM concern dengan lingkungan remaja atau pelajar. Sebagai tangan panjang Muhammadiyah di lingkungan remaja atau pelajar, prinsip-prinsip gerakan IPM harus sama dengan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama Islam menuju tercapainya masyarakat utama yang adil, makmur dan diridhoi Allah Subhanahu Wata`ala.
Pada sisi yang lain IPM adalah sebuah organisasi yang otonom artinya terpisah secara kelembagaan dengan Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom, IPM memiliki hak dan kewajiban untuk mengelola rumah tangganya sendiri tanpa intervensi (campur tangan) Muhammadiyah. Untuk memadukan antara realitas primordial (awal) IPM yaitu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah Muhammadiyah dan IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, maka dapat rumusan pemahaman sebagai berikut:
a. IRM selama menjadi organisasi otonom Muhammadiyah berkewajiban untuk menjalankan misi dakwah Muhammadiyah dikalangan pelajar dan remaja.
b. Sifat otonom IPM atas Muhammadiyah dapat dipahami sebagai sifat kemandirian dalam bersikap, bertindak dan mengambil kebijakan selama hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Ikatan dan Persyarikatan.
4. IPM sebagai Gerakan Organisasi Independen
Manusia dilahirkan di muka bumi ini dengan membawa sifat dasar merdeka/bebas. Kemerdekaan atau kebebasan manusia tersebut merupakan modal untuk mencapai kemuliaan dan derajad tertinggi sebagai manusia. Kemerdekaan/kebabasan berarti manusia terbebas dari faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh di luar dirinya yang menyebabkan dia tidak leluasa untuk menentukan keberpihakannya kepada sesuatu yang diyakininya sebagai kebenaran. Sehingga dapat dinyatakan bahwa sifat kemandirian IPM berada dalam frame kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.
Kemandirian IPM secara organisatoris berimplikasi kepada sikap percaya diri untuk bebas melakukan kebijakan dan aktivitas apa saja yang dapat menghantarkan kepada cita-cita dan tujuan perjuangan. Dengan mempertimbangkan pengdangan tersebut maka:
a. IPM bukan organisasi yang menjadi bawahan organisasi manapun.
b. IPM bebas melakukan interaksi dan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan institusi manapun dengan sebuah komitmen yaitu kerja sama dan interaksi yang saling membangun dan menguntungkan dan IPM menolak tegas komitmen yang bertujuan merusak prinsip-prinsip dasar Ikatan dan membawa IPM kepada aliansi yang bersifat organisatoris yang parlemen sehingga dapat mengikat gerakan IPM secara kelembagaan.
c.Interaksi dan kerja sama organisasi yang dibangun IRM dengan organisasi, lembaga, institusi, dan instansi manapun tidak mengurangi kritisme IRM, karena watak perjuangan IRM berkaitan dengan pola hubungan eksternal adalah kritis, konstruktif, dan korektif.
5. IPM dan Aktivitas Politik
Dengan wacana politik di Indonesia, Ikatan Pelajar Muhammadiyah mengedepankan sikap Kritis Emansipatoris [IPM selalu menyuarakan kebenaran dan keadilan dengan dan kepada kepada siapapun dengan potensi organisasinya] dalam menghadapi fenomena yang terjadi. Tak terkecuali ketika IPM berhadapan dengan kekuasaan, IPM akan selalu independen dan hanya memihak kepada kemaslahatan bersama.
Kritis dan independen menjadi kata kunci dalam aktivitas dakwah politik IPM. Untuk itu, IPM tetap menjaga jarak dengan kekuatan politik manapun, untuk menjaga agar IRM tidak dimanfaatkan untuk tujuan politik sesaat atau IPM terjebak dalam arus politik praktis [Hanya mementingkan kekuasaan semata (absolut of power)].Tujuan aktivitas dakwak politik IPM antara lain: Pertama, memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam konteks kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Kedua, menyuarakan hati nurani masyarakat untuk mendapat perhatian atas perbaikan nasib mereka. Ketiga, mendorong remaja untuk menjadi kekuatan pembaharuan dalam masyarakat.
* Penulis adalah Mantan Ketua Umum PC IRM Purwokerto dan Anggota Bidang Kader PW IRM Jawa Tengah Periode 1998-2000. Sekarang tinggal bersama isteri dan kedua putrinya di Desa Kamulyan, Kec. Bantarsari, Cilacap, Jawa Tengah.
No comments:
Post a Comment