Kepala Sekolah unggul dambaan umat
Kepimpinan adalah sejenis hubungan perilaku
manusia,pengaruh, daya tindakan serta penghalangnya kearah matlamat yang
tertentu dengan cara yang boleh menjamin kepatuhan, kepercayaan dan
penghormatan. Hakikatnya kepimpinan dalam islam adalah merealisasikan
khilafah di muka bumi, demi mewujudkan kebaikan dan prosses pembersihan
sesebuah organisasi. Sebagaimana firman Allah swt :
فَلاَ
وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ
لاَ يَجِدُواْ فِى أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ
تَسْلِيماً
Bermaksud, “maka demi tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima sepenuhnya.”( Surah an-Nisaa’ ayat 65.). Nabi
s.a.w. memerintahkan kepimpinan walau di dalam kumpulan yang sedikit jumlahnya.
Sebagaimana sabda Nabi s.a.w.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَإِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ
فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُم
Maksudnya, “ jika tiga orang keluar dalam satu perjalanan, maka
hendaklah mereka memilih salah satu diantaranya sebagai pemimpin. (HR.Abu
Daud).
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menurut Nur
Cholis Huda (Wakil Ketua PWM Jawa Timur) pemimpin persyarikatan muhammadiyah
dan amal usaha Muhammadiyah (kepala sekolah) harus dapat memilih pemimpin yang
memenuhi R. R1: Bener-Baik ibadah, nilai
dan akhlaknya. R2: Pinter-paham persoalan dan bisa menyelesaikan persoalan. R3:Kober-bisa
mengatur dan memenej waktu (aktif berkomunikasi dengan bawahan dengan selalu
hadir sebagai pengoyom bawahan). R4:Seger-badannya harus sehat dan ekonominya
kuat. R4: Banter-sebagai kader Muhammadiyah harus cekatan (gesit dalam
bertindak). Jika Persyarikatan tidak merancang dan menyiapkan para kadernya
secara sistematis dan organisatoris, maka dapat dipastikan bahwa Muhammadiyah
sebagai suatu organisasi akan lemah lunglai, loyo tidak berkembang, tidak ada
aktivitas dan tidak memiliki prospek masa depan (termasuk amal usaha yang
dikelolanya). Karena itu, setiap organisasi haruslah memiliki konsep yang
jelas, terencana dan sistematis dalam menyiapkan dan mengembangkan suatu sistem
yang menjamin keberlangsungan transformasi dan diversifikasi kader serta
regenerasi kepemimpinan.
Seorang pemimpin ada kalanya menganggap dirinya selalu benar.
Ketika ia selalu menyalahkan bawahannya akan menjadi pemimpin yang semena-mena.
Seseorang yang dalam hidupnya biasa menyalahkan orang lain, akan menutupi siapa
dirinya yang sebenarnya. Ia akan menjadi narsis yang selalu berlebihan
memandang orang lain salah menganggap dirinya selalu benar. Manakala melakukan
kesalahan maka ia cenderung akan menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya.
Agama melarang orang yang mempunyai sifat selalu menyalahkan orang
lain.Padahal apabila ia berbuat baik sebenarnya kebaikannya untuk dirinya juga.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat maka ( kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS
Al-Isra:7). Berlaku hukum gravitasi, setiap kejadian yang menimpa kita semuanya
datang dari diri kita sendiri. Kegagalan, rasa sakit hati, kecewa, marah
sebenarnya bersumber pada diri sendiri. Keburukan yang terjadi pada diri kita
sebenarnya sumbernya juga berasal dari kita sendiri. Ketika kita membuang
sampah sembarangan ke sungai sebenarnya kita telah membuat keburukan memunyai
andil terjadinya banjir yang dapat merugikan orang lain.
Syaikhul Islam dalam karyanya as-Siyasah as-Syar’iyah tentang kriteria pemimpin yang baik. Beliau menjelaskan,وينبغي أن يعرف الأصلح في كل منصب فإن الولاية لها ركنان : القوة والأمانة
”Selayaknya untuk diketahui siapakah orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan. Karena kepemimpinan yang ideal, itu memilikidua sifat dasar: kuat (mampu) dan amanah.”
Kemudian beliau menyitir beberapa firman Allah, إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Sesungguhnya manusia terbaik yang anda tunjuk untuk bekerja adalah orang yang kuat dan amanah.” (QS. Al-Qashas: 26).Dalil lainnya, pujian yang diberikan oleh penguasa Mesir kepada Nabi Yusuf, إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi (kuat secara posisi) lagi dipercayai pada sisi kami”. (QS. Yusuf: 54).
Demikian pula karakter Jibril yang Allah amanahi menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya, karakter Jibril yang Allah puji dalam al-Quran,
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ( ) ذِي
قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ ( ) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah
yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), ( ) yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, ( ) yang ditaati
di sana (di alam malaikat) lagi amanah. (QS.
At-Takwir: 19 – 21).
No comments:
Post a Comment