KADER IPM yang MILITAN dan PROGRESIF
Oleh: Tarqum Aziz, SHI, M.Pd
(Ketua Umum PR IRM Muallimin/at Muhammadiyah Purwokerto 1996-1997/Pembina PD IPM Brebes)
Follow Up ke-3 LI I IPM Banyuams di Stasiun Kretek Paguyangan Brebes
Kullukum roo’in wa kullukum mas’uulun ‘an ro’iyatihi (Setiap kalian adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan merupakan calon pemimpin bagi orang lain).
Jika ada lima kader IPM yang masih bergerak mendinamisasikan organisasi, maka organisasi IPM semakin dikenal. Namun jika gerakan kelima kader tersebut selalu dihadang oleh alumni yang oportunis, maka stagnanlah kaderisasi dan IPM sendiri tinggal nama. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika konfrontasi menjadi ajang yang dialogis ketimbang pembunuhan karakter kader. Suasana yang dinamis itulah jalan wajib yang dipikirkan semua kader ketimbang mengedepankan ego semata (Tarqum Aziz-Ketua Umum PC IRM Purwokerto 1998-2000).
Tantangan dan beban dakwah IPM semakin hari semakin besar dan rumit. Banyak
di antara kader yang mulai “melebur” serta berbalik haluan dan pergi
entah ke mana. Kini, kader militan itu pun dirindukan oleh
lingkungannya. Sebuah sosok yang tetap bertahan dalam menjaga
intergritas serta tetap istiqomah di jalan dakwah adalah benar-benar kader IPM yang tangguh.
Follow Up pertama LI I IPM Banyuams di Taman Kota Banjarnegara
Filosofi kader IPM yang militan adalah sebagai berikut:
Filosofi Padi
Tegak di saat muda dan merunduk di saat tua. Padi berbuah beras yang
mengandung kalori yang merupakan sumber tenaga. Begitu pun kader IPM
Yang militan
yang tumbuh tegar dan menatap masa depan di saat muda serta merunduk di
saat semakin tua dan berisi. Ia senantiasa tawadhu dengan ilmu-ilmu
yang dimilikinya serta mampu menggerakkan anggota dan menularkan
semangatnya. Jadi masih ada mantan kader IPM yang cuma bisa salahkan
kader muda yang sekarang sedang berusaha mendinamisasikan IPM, maka ia
kader tua yang emang sudah tidak layak lagi dihormati apalagi dikencani
ilmunya.
Filosofi Pohon Pisang
Kader militan IPM ibarat pohon pisang yang senantiasa tumbuh dan berbuah
tanpa mengenal waktu. Begitu batangnya dipotong, ia akan tumbuh lagi dan
terus tumbuh sebab baginya kematian tidak dihadapi dengan kepasrahan,
tetapi disiapkan dengan menumbuhkan pohon dan buah yang baru.“Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,
tetapi kamu tidak menyadarinya”(Q.S. Al-Baqarah:154) Bila kita telah
mengambil suatu peran sebagai kader IPM yang militan, maka kematian bukanlah hal
yang perlu ditakutkan. Kader militan akan mempersiapkan dirinya dengan
amal shalih, ilmu yang bermanfaat, anak shalih, generasi kader penerus
yang taat serta bermanfaat bagi masyarakat dan persyarikatan Muhammadiyah. Justru kematian merupakan
hal yang sangat dirindukan untuk bisa langsung berjumpa dengan Sang
Kekasih hati. Jadi bila masih ada kader tua yang merasa bahwa kader muda senantiasa melawan, maka intropeksilah bahwa sesungguhnya ia (kader itu itu) telah dan selalu tidak dapat menerima kritik.
Filosofi Pohon Durian
Akarnya menghujam ke dasar tanah dan batangnya menjulang ke langit serta
memberikan buah durian di setiap musim dengan seizin Allah. Akarnya
yang tertimbun sangat dalam menyatakan bahwa kader militan IPM memiliki
konsep ilmu dan pemikiran yang cukup baik sehingga tidak mudah goyah
dengan lingkungan sekelilingnya. Tak hanya itu, kader IPM yang militan juga dapat
mencetak pribadi-pribadi unggul dan tangguh layaknya buah durian.
Filosofi Rahilah
Up Grading PC IPM Paguyangan Brebes
“Manusia itu seperti seratus unta yang nyaris tak ditemukan satu rahilah (unta tunggangan yang siap memikul beban di dalamnya)” (HR. Bukhari).
Rahilah merupakan unta beban, kuat dan cepat jalannya. Unta ini sangat
sedikit jumlahnya, kurang dari satu persen. Begitu pun kader IPM yang militan,
jumlahnya memang sedikit, tetapi mereka akan menjadi inti dan penentu
dalam suatu organisasi otonom Muhammadiyah.
Filosofi Lebah
“Dan perumpamaan mukmin itu ibaratkan lebah. Ia hinggap di tempat yang baik dan memakan yang baik, tetapi tidak merusak” (HR. Thabrani)
Lebah merupakan pribadi yang kokoh, mandiri, percaya diri serta memiliki
sengatan sebagai media pertahanan diri. Begitu pun kader IPM yang militan yang
memiliki prinsip hidup, kuat melindungi diri dari kezaliman serta berani
memperjuangkan kebenaran. Lebah juga merupakan hewan yang dinamis,
kreatif dan inovatif yang mampu membuat rumah diberbagai kondisi tempat,
baik itu gunung, pepohonan, maupun di gua-gua. Begitu pun kader militan
yang sanggup bertahan dan di tempatkan dikondisi mana pun. Lebah
menjadi pelopor perubahan, yakni selalu siap, peduli dan profesional
dalam melayani serta membantu penyerbukan pada bunga dan tumbuhan. Kader
IPM yang militan selalu siap peduli pada dimensi sosial kemasyarakatan dan
senantiasa menebarkan kemanfaatan.
Terkadang, memang butuh waktu dan persiapan yang ekstra dalam
meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi kader yang IPM militan. Namun
yakinlah, selama keyakinan itu masih menghujam dan bersemayam di hati,
maka Allah akan selalu mengarahkan kita untuk memperoleh hidayah-Nya.
Teruslah berjuang karena surga itu manis, sehingga terkadang kita harus
melalui pahitnya pengorbanan untuk mendapatkannya.
Rumah Makan Luri Purwokerto
Kader IPM yang militan adalah kader yang ketika mendapat tugas dan mendengar
perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya
dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami
bahwa tugas dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera
dilaksanakan bukan untuk didiskusikan. Oleh karena itu, aktivis dan kader IPM harus memiliki semangat dan kesungguhan
yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat. Di antara do’a
Rasul: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan
malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan kikir, aku
berlindung kepada-Mu dari hutang yang membelenggu dan tertindas oleh
orang yang jahat.” Dan Umar bin Khattab berdoa, “Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari ketidakberdayaan orang sholeh dan keberdayaan
orang jahat.”Di dalam surat Ali-Imran ayat 146 Allah telah
menjelaskan sifat kader IPM yang militan: ” Dan berapa banyaknya nabi yang
berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang
bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka
di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.”
Kerja da’wah IPM adalah kerja besar yang tak akan berakhir kecuali dengan
kematian. Perjalanan dakwah pelajar Muhammadiyah penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan
rintangan. Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang
telah menjadikannya tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan
dengan tugas apapun, keberlangsungan dakwah menjadi fokus perhatiannya
seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, beliau tidak mengenal
lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. Beliau tidak pernah menyerah
atau mundur. Oleh karena itu, da’wah IPM menuntut para aktivis dan kader untuk mengerahkan seluruh
potensi yang dimiliki berupa pemikiran-harta-waktu-tenaga-jiwa dan
raga, sehingga tidak ada potensi yang dimilikinya kecuali telah
diberikan untuk kepentingan dakwah pelajar.
Saat ini sebagian kader IPM
belum maksimal dalam memperjuangkan dakwah. Kita baru memberikan sisa
potensi untuk dakwah, sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa
dana, sehingga hasilnya pun belum terlihat nyata.Belum lagi masih banyaknya alumni IPM yang masih belum terbuka untuk mengawal adik-adoknya bahkan malah mereka senantiasa menghadang dakwah IPM dengan mencegal pendanaan dan memutus komunikasi......kenapa begitu.....?
Temu Alumni IPM Banyumas di MAM Purwokerto
Allah telah mengingatan kita: “Katakanlah, “Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah
24).
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah 111).
Adik-adik IPM yang berbahagia teruslah:
1. Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah.
2. Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin.
3. Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah.
4. Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas.
5. Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan.
6. Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah.
Adik-adik IPM, jadilah aktivis harokah dan praktisi dakwah pelajar. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara produktif dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah 111).
TM 1 SMK Muhammadiyah Bantarkawung Brebes
Adik-adik IPM yang berbahagia teruslah:
1. Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah.
2. Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin.
3. Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah.
4. Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas.
5. Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan.
6. Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah.
Up Grading IPM Tonjong
Adik-adik IPM, jadilah aktivis harokah dan praktisi dakwah pelajar. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara produktif dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik.